merasa senang tapi di lain sisi begitu siap untuk melepas.
seumur-umur baru kali ini rasanya.
dan cuma kamu jagonya.
:")
tapi aku bahagia, walau tanpa harus mengubah apa-apa.
aku menikmati, asal kamu tetap seperti ini.
terimakasih kakak :)
sampai jumpa tatapan mata terhangat, mungkin di esok hari.
Wednesday, September 26, 2012
Friday, August 31, 2012
Who's still on the track?
click on the picture to see details
Taken from the last page of Gito Legimin w/ a lil photoscape's touch up. Made in 2007 or 2008 if I'm not mistaken, at the 1st year of SHS moment of girls mentioned in the pict.
Anyway, lil explanation about Gito Legimin... let say, it's a green book, literally, within a soccer ball image in the cover. do not overthink. I almost forget, but I think it's Sidu, every student perhaps know it. The factory somehow gave it title: "Let's get into the game!", that's why we picked another lovely name for this notebook: Gito Legimin. Sumpah ini terjelas 2007/2008. very clear -_-
Easy to be presumed. It's designed as a means for us to share anything ... about life,
school, family, friends, love, aspirations ... and yeah for gossiping, too, especially
when the class occurred. It has precedent, named Batman, the one which is very similar, except it's covered with (of course) batman image, especially its wings.
I'm the one who drew the tree and wrote "POHON CITA-CITA" hahahaha!
fyi about these girls:
Anniz, now studying at Economic and Business Faculty of Universitas Gadjah Mada, majoring Management. She takes such kind of "double degree" too in Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta for English Extension.
Ami, student at Faculty of Law in Universitas Gadjah Mada, takes concentration on Civil Law starting from this semester.
Chaty, seems enjoy spending time in Engineering Faculty of Universitas Gadjah Mada as urban design learner (Planologi, they said) and also part of Mapala UGM.
Litha, this blogmistress, collegian at Universitas Indonesia who has passion in anything related to Industrial Engineering and now galau to choose L'Oreal or Bank Indonesia as place for internship next semester.
So,
who's still on the track?
HAHAHAHA.
Someday I'll post similar picture, it's a big ship like Titanic (drawn by Audra) full of love motifs and each of them is filled with... target of marriage age :3
The four plus Aud, El, and Bundo Gita have had their turns, waiting for Kaka, Rere, Mami Siwi and Icha to complete it.
At what age you will get marriage?
Guessing game is started from.... now.
Sunday, August 5, 2012
Kebanyakan dengerin Louder - Charice Pempengco
I don't need no shoulder
I'm gonna be a soldier
I just wanna feel somethin' I don't understand
This one is a really simple-boring piece of mind I think. Yet, guess what, being a “no one’s someone” make me more understand countless things.
I take
pleasure in it. Truly :) There are many things I really can’t overtake unless
arriving at a time like this. As it turns out as just literally… as it
is not that awfully :) Simply because more and more
people come here to share, have some hangouts, chit chats or just together in
laugh.
Really :)
Really :)
It’s
incredibly happy not to be dependent. No need to be sad at the moment waiting
to hear something from someone across 500kms in approx. But it’s admittedly. I
ever felt the way for so longing the time when the repeated noises come as blackberry
messages to my phone at a glance… and I always know that they are CERTAINLY yours,
et toi? hahaha. No call for being excessively
green-eyed. No necessitate feeling as a loser to anyone. No need to believe in
such gloomy side.
Then, start to tell stories to boyfriends? About my heart? I can’t believe for so relishing having time like this since I've not carried it out whenever I was with him before. It just so you know ... dengan memposisikan dirimu menjadi dirinya maka kamu akan mengerti.
To be more focus in college life. Savoring the rising of GPA, alhamdulillah haha.
Then, start to tell stories to boyfriends? About my heart? I can’t believe for so relishing having time like this since I've not carried it out whenever I was with him before. It just so you know ... dengan memposisikan dirimu menjadi dirinya maka kamu akan mengerti.
To be more focus in college life. Savoring the rising of GPA, alhamdulillah haha.
To be the one who is easier
to set priorities since one of them has moved out already.
To be the
one who return to be more "me" minded!
Not to be
afraid to turn off the phone within a few hours, except in mama’s calling prime
time.
To be more
grateful as the one who can sense and enjoy the existence of God's creation -
named man.. or men OMG –which are created in diversely and pretty (well, called
them handsome) figurations.
….there are still many things to be counted as blessings.
….there are still many things to be counted as blessings.
So, what
else?
Life is recently
fun anyway, I said really literally by my heart.
kecuali,
ketika kita tidak bisa merasakan jatuh cinta dengan orang yang sama…
kecuali,
ketika kita tidak bisa merasakan jatuh cinta dengan orang yang sama…
setiap hari.
Saturday, February 11, 2012
That So-Called The Newest-Second-Home
front
1st floor
C124 - C125
no-sprei bed
biarkan samar-samar saja hahahaha!
again
the isle
kitchen and dining room from the 2nd floor
biasa buat tempat belajar
wastafel artistik sama jemuran handuk kosong halaaah...
another living chairs
the stair-1
the stair-2
A self-welcoming post hahahah! It's comfy-pretty-artistic but quite cheap, a near enough access to Engineering Faculty...
Insyaallah kapok pindah kost lagi, pindahan capek banget, barang-barang yang tadinya cuma 2 tas sama 1 koper sekarang udah jadi 1 mobil luxio -_-
credits: some pictures are taken from here
Tuesday, January 31, 2012
Kunjungan Habibie ke Garuda (from milis TI UI 2010, posted by Qlea Roskiando)
copas dari kaskus.
layak untuk di baca
Kunjungan BJ Habibie ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia
Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta
12 Januari 2012
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan..................
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu..............saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan.................“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, .......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur.........Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.
Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............
Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................
Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?
Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.
Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas.......................
Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama.................
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
***
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....................
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
? Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik..................”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ...........................
“Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ...........ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.............................seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................
“Dik, kalian tau.................2 minggu setelah ditinggalkan ibu............suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu......... Ainun......... Ainun ................. Ainun ..............saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini..............’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga............................”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ...................... ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun..............dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.............
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat............. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..............................
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui.....................
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif...................”
(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
Thursday, January 26, 2012
About Kid
Growth and development of children today is absolutely amazing. Ever heard the age of gold growth and development? It lasts among 0-5 y.o. children. The growth and development, both physically and psychologically, take place very quickly. At the age of 0 years, a child’s brain develops from the 100 billion cells that have not been connected, will develop into a trillion cells and establish connections between cells in up to 6 years of age so that the provision of stimuli / stimulus are varied and very important to produce progress, sometimes we never expect it.
Kafka, my nephew, almost 3 y.o. in this May. Mentioning his name always remind me the one waking me up every morning in his house by screaming “…tante yithaaa, tante yithaaaa!” -_-
But, that’s the reason why I made a prologue, how do I wonder about children’s growth by the times going. Imagine that a 3 (even less) y.o. kid is even able to know that this is Toshiba, this is LG, this is Polytron, Sharp, Panasonic by pointing some devices in Carrefour’s electronic stalls, correctly.
Padahal belom bisa baca lho sumpah -_-
Me do amaze.
And one day, I don’t even know he was suffering of flek or just kinda kid influenza, so he had to see the doctor accompanied by his parents. By chance, the doctor was having his birthday, and how sweet to know that this child wanted to deliver a special gift to the doctor :”)
K : Pak doktel, atuu.. atuuu mau nanyi buat pak doktel.(Sir, I want to sing a song for you.)D : Waduuh cah bagus, mau nyanyi apa? *terharu, siap mendengarkan*(What song do you want sing, handsome boy? * compassionated, ready to listen*)K : Emmm, atuuu… duaaa.. iga. Inat mati inat sakit inatlah saat kau tulit inat inat hidup tcuma tatcu kaliii~
…
Allahuakbar ._.
:) :) :) :) :) :) :)
Breaking up isn’t easy. Everyone does.
But it isn’t harder as it seems ☺
There are times where it feels suffocating for waking up early, losing appetite, even crying everyday… indeed, until you’ll feel drained by yourself to sob.
There are times where it feels suffocating for waking up early, losing appetite, even crying everyday… indeed, until you’ll feel drained by yourself to sob.
While the people, the reason why you’re so, is/are not doing something the same as you do, not just as you think.
Survive. That doesn’t offer much comfort, though, when you are hurting.
But, times do heal all wounds.
Subscribe to:
Posts (Atom)